Jackie Chan Adventures - Dragon Profil Orang Hebat

has

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Text Widget

Sample Text

Mengenai Saya

Most Viewed

Blog Archive

Arsip Blog

Most Recent

Featured Video

Like Us on Facebook

WELCOME TO MY BLOG


Video Of Day

WELCOME TO MY BLOG

Pages

Blogroll

Blogger templates

Recent Posts

Popular Posts

Pages - Menu

Latest Movies

Biografi Jenderal Sudirman Pahlawan Nasional Indonesia Jenderal Sudirman adalah seorang pahlawan nasional Indonesia yang berasal dar...

Biografi Jenderal Sudirman Pahlawan Nasional Indonesia

Jenderal Sudirman adalah seorang pahlawan nasional Indonesia yang berasal dari Purbalingga. Beliau merupakan panglima besar Tentara Nasional Indonesia yang pertama dan seorang perwira tinggi pada masa Revolusi Nasional Indonesia.

Biografi Jenderal Sudirman Pahlawan Nasional Indonesia
Jenderal Sudirman lahir dari pasangan Karsid Kartawiraji dan Siyem tepatnya pada tanggal 24 Januari 1916 di Bodas Karangjati, Rembang, Purbalingga. Ia diberi nama Soedirman oleh pamannya yang bernama Cokrosunaryo. Dalam ejaan bahasa Indonesia yang berlaku sejak tahun 1972 namanya dieja menjadi Sudirman.

Saat Sudirman berusia enam tahun, ayahnya meninggal dunia. Kemudian Cokrosunaryo mengadopsi Sudirman. Ia dibesarkan dengan baik juga diajarkan beretika dan tata krama yang baik, serta diajarkan untuk hidup dalam kesederhanaan. Beliau adalah anak yang taat pada agama, ia mempelajari ilmu Islam di bawah bimbingan Kyai Haji Qahar. 

Saat berusia tujuh tahun, Sudirman bersekolah di Sekolah Pribumi (Hollandsch Inlandsche School), namun ia pindah ke Sekolah Taman Siswa, sebuah sekolah yang didirikan oleh Ki Hajar Dewantara. Kemudian melanjutkan sekolah menengah di Wirotomo. Kemudian ia melanjutkan ke HIK (sekolah guru) Muhammadiyah, Solo.

Setelah Cokrosunaryo pensiun sebagai camat pada akhir 1916, Sudirman tinggal keluarganya ke Manggisan, Cilacap. Ia membantu mendirikan cabang Hizboel Wathan, sebuah organisasi Kepanduan Putra milik Muhammadiyah, kemudian ia menjadi guru di sekolah HIS Muhammadiyah di Cilacap.

Pada tahun 1936 Sudirman menikah dengan Alfiah, dulu merupakan teman sekolahnya dan merupakan putri dari seorang pengusaha batik yang bernama Raden Sastroatmojo. Ia dikarunia tujuh orang anak; Ahmad Tidawono, Muhammad Teguh Bambang Tjahjadi, dan Taufik Effendi, Didi Praptiastuti, Didi Sutjiati, Didi Pudjiati, dan Titi Wahjudi Satyaningrum.

Dikisahkan dari salah satu seorang murid-nya mengatakan bahwa Sudirman merupakan guru yang adil dan sabar dalam mendidik muridnya. Ia juga dikenal sebagai seorang pemimpin yang moderat dan demokratis tidak hanya itu, ia juga aktif sebagai anggota Kelompok Pemuda Muhammadiyah. Pada tahun 1937, ia diangkat sebagai Ketua Kelompok Pemuda Muhammadiyah. Istrinya juga aktif dalam kegiatan kelompok putri Muhammadiyah Nasyiatul Aisyiyah.

Pendidikan Militer di Tentara Pembela Tanah Air (PETA)

Pada awal tahun 1942, Jepang mulai menduduki Indonesia setelah memenangkan beberapa pertempuran melawan pasukan militer Belanda. Tepatnya pada tanggal 9 Maret 1942, Gubernur Jenderal Tjarda van Starkenborg Stachouwe dan Jenderal KNIL Hein ter Poorten menyerah.

Peristiwa ini menimbulkan perubahan drastis dalam pemerintahan nusantara banyak masyarakat pribumi yang menderita dan mengalami pelanggaran hak asasi manusia di tangan Jepang. 

Pada tahun 1944, Sudirman diminta untuk bergabung dengan tentara Pembela Tanah Air (PETA), merupakan kesatuan militer yang dibentuk oleh Jepang pada tanggal 3 Oktober 1943 untuk membantu Jepang dalam menghalau serangan sekutu.

Sudirman mulai masuk dan berlatih di Bogor, Jawa Barat. Ia dijadikan sebagai komandan dan dilatih oleh perwira dan tentara Jepang, para tentara dipersenjatai dengan peralatan yang disita dari Belanda. Setelah empat bulan pelatihan, ia diangkat sebagai Komanda Batalyon di Kroya, Banyumas, Jawa Tengah.

 sumber: http://www.biografipedia.com/2015/09/biografi-jenderal-sudirman-pahlawan-nasional-indonesia.html 

Biografi Dewi Sartika Pahlawan Pendidikan Indonesia Raden Dewi Sartika adalah seorang tokoh wanita pelopor pendidikan yang ada di Ind...

Biografi Dewi Sartika Pahlawan Pendidikan Indonesia

Raden Dewi Sartika adalah seorang tokoh wanita pelopor pendidikan yang ada di Indonesia. Ia berjuang keras dalam mewujudkan pendidikan yang layak bagi kaum wanita pada saat itu, yang di mana pada saat itu wanita masih belum mendapatkan pendidikan yang layak sehingga menyebabkan kaum wanita pada saat itu sering dipandang remeh oleh kaum laki-laki yang berpendidikan tinggi.
Dewi Sartika lahir pada tanggal 4 Desember di Bandung, Jawa Barat. Orang tuanya berasal dari priyayi Sunda, yang bernama Raden Somanagara dan Raden Ayu Rajapermas. Ayahnya merupakan pejuang kemerdekaan pada masa itu. Kedua orang tuanya bersikeras untuk menyekolahkannya Sartika di Sekolah Belanda walaupun hal tersebut bertentangan dengan budaya adat pada waktu itu.
Saat menjadi patih di Bandung, Raden Somanagara menentang Pemerintah Hindia-Belanda, yang menyebabkan istrinya dibuang di Ternate. Dewi diasuh oleh pamannya yang merupakan kakak dari ibunya, yang bernama Arya yang pada saat itu menjabat sebagai Patih di Cicalengka. Ia diasuh oleh pamannya lantaran ayahnya meninggal dunia dan juga ibunya yang telah diasingkan ke Ternate.
Biografi Dewi Sartika Pahlawan Pendidikan Indonesia
myindischool.com
Dewi Sartika mendapatkan pengetahuan mengenai kebudayaan Sunda dari pamannya. Ia juga berwawasan kebudayaan Barat yang didapatkannya dari seorang nyonya Asisten Residen berkebangsaan Belanda. Ia menunjukkan potensinya dalam dunia pendidikan saat masih kecil. Hal tersebut didukung oleh kegemarannya yang sering memperagakan praktik yang ia terima di sekolah, belajar membaca-menulis, dan bahasa Belanda, yang ia ajarkan kepada anak-anak pembantu di kepatihan, ia melakukannya sambil bermain di belakang gedung kepatihan. Sederhana saja, alat yang ia gunakan adalah papan bilik kandang kereta, arang, dan pecahan genting yang dijadikannya sebagai alat bantu belajar.
Anak-anak pembantu yang ada di Kepatihan mampu untuk membaca, menulis beberapa kata dalam bahasa Belanda yang membuat masyarakat di Cicalengka gempar. Masyarakat di sana kaget karena pada waktu itu belum ada anak (anak rakyat jelata) yang mempunyai kemampuan seperti itu. Mereka memiliki kemampuan tersebut karena diajari oleh Dewi Sartika.
Saat remaja, Dewi Sartika kembali ke Bandung dan tinggal bersama ibunya. Ia semakin yakin untuk mewujudkan cita-citanya selama ini, yaitu mendirikan sebuah sekolah yang bertujuan untuk memajukan pendidikan untuk kaum wanita. Cita-citanya tersebut sejalan dengan cita-cita yang dimiliki oleh pamannya. Namun cita-citanya tersebut sulit untuk diwujudkan karena hukum adat pada saat itu yang mengekang kaum wanita untuk berpendidikan.
Kegigihan dalam berusaha tidak akan pernah menghianati, hasilnya Dewi Sartika berhasil mendidirikan sebuah sekolah yang dikhususkan untuk kaum wanita. Materi yang ia ajarkan masih sedikit hanya meliputi: merenda, memasak, jahit-menjahit, membaca, menulis, yang bertujuan untuk membuat wanita mempunyai keterampilan.
Pada tanggal 16 Januari 1904, setelah berkonsultasi dengan Bupati R.A.A Martanagara, Dewi Sartika membuka sebuah sekolah yang bernama Sakola Istri (Sekolah Perempuan) pertama yang ada di Hindia-Belanda. Sakolah Istri yang bertempat di ruangan pendopo kabupaten Bandung, ia dibantu oleh dua saudara sepupunya, yaitu Ny. Poerwa dan Nyi. Oewid dalam mengajar. Murid angkatan pertamanya terdiri dari 20 orang.
Pada tahun 1905, sekolahnya menambah kelas, sehingga membuatnya pindah lokasi ke Jalan Ciguariang, Kebon cau. Tempat ini dibeli oleh Dewi Sartika dengan uang tabungannya dan bantuan dana pribadi dari Bupati Bandung. Tahun 1906, Dewi Sartika menikah dengan Raden Kanduruan Agah Suriawati. Suaminya juga seorang guru di sekolah Karang Pamualang, yang saat itu merupakan sekolah Latihan Guru. Dari pernikahan tersebut mereka memiliki putra bernama R. Atot, yang merupakan Ketua Umum BIVB, sebuah klub sepak bola yang merupakan cikal bakal dari Persib Bandung.
Pada tahun-tahun berikutnya di beberapa wilayah Pasundan bermunculan beberapa Sakola Istri, yang dikelola oleh perempuan-perempuan Sunda yang memiliki cita-cita yang sama dengan Dewi Sartika. Lulusan pertama dari Sakola Istri, yaitu pada tahun 1909.
Pada tahun 1912, sudah berdiri sembilan Sakola Istri di setengah dari seuruh kota-kota kabupaten Pasundan. Tahun 1914, Sakola Istri berganti nama menjadi Sakola Kautamaan Istri (Sekolah Keutamaan Perempuan). Kota-kota kabupaten wilayah Pasundan yang belum memiliki Sakola Kautamaan Istri hanya tinggal 3/4. Pada tahun 1920 seluruh wilayah Pasundan lengkap memiliki Sakola Kautamaan Istri. Sakola Istri juga didirikan di Bukittinggi, yang didirikan oleh Encik Rama Saleh.
Pada bulan September 1929, tepat saat Sakola Kautamaan Istri berusia 25 tahun, Dewi Sartika mengadakan peringatan atas pendirian sekolah tersebut dan juga pada saat itu Sakola Kautamaan Istri berganti nama menjadi Sakola Raden Dewi. Atas dedikasinya dalam bidang ini, ia dianugerahi bintang jasa oleh pemerintah Hindia-Belanda.
Dewi Sartika meninggal pada tanggal 11 September 1947 di Tasikmalaya. Di makamkan di pemakamanan Cigagadon Desa Rahayu Kecamatan Cincem. Tiga tahun kemudia di makamkan kembai di kompleks Pemakaman Bupati Bandung di Jalan Karang Anyar, Kabupaten Bandung. 
Dedikasinya dalam mencerdaskan bangsa dan perjuangannya dalam pendidikan di Indonesia. Ia diberi gelar kehormatan sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional. Gelar kehormatan tersebut diberikan pada tanggal 1 Desember 1966.

Biografi Nikolaus August Otto - Penemu Mesin Motor Wink Biodata , Biografi , Biografi Tokoh , Ilmuwan Terkenal , Profil , Se...

Biografi Nikolaus August Otto - Penemu Mesin Motor

Advertisement
Biografi Nikolaus August Otto. Penemu ini dikenal dengan temuannya yang revolusioner. Nikolaus August Otto lah seorang berkebangsaan Jerman yang pada tahun 1876 telah menciptakan mesin/motor dengan pembakaran empat langkah. Suatu jenis mesin yang dipakai jutaan manusia yang dibuat sejak saat itu hingga kini untuk menggerakkan mobil dan kendaraan lainnya. Proses pembakaran pada bagian dalam mesin yang diciptakan Otto merupakan suatu hasil pemikiran yang cermat dan brilian. Mesin jenis ini mulanya digunakan untuk menggerakkan perahu motor dan sepeda motor.

Mesin tersebut juga biasa digunakan dalam berbagai industri, dan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dengan penemuan pesawat terbang (hingga pesawat terbang bermesin jet di tahun 1939, hakikatnya semua pesawat terbang digerakkan dengan pembakar yang bekerja menurut rancangan Otto). Tapi yang terpenting dari yang penting dalam penggunaannya adalah pemakaiannya dalam gerakan mesin mobil yang hingga saat ini bisa kita rasakan manfaatnya.

Sebenarnya sudah banyak percobaan yang dilakukan untuk membikin mobil sebelum Otto menciptakan mesinnya. Beberapa penemu seperti Siegfried Marcus(1875), Etienne Lenoir(1862), dan Nicolas Joseph Cugnot (sekira tahun 1769), telah berhasil membikin model mesin yang bergerak. Tapi, berhubung adanya kekurangan pada jenis mesin yang mesti mampu mengkombinasikan antara keringanan dan kecepatan tinggi, ternyata tak satupun dari model-model itu yang memiliki arti praktis dalam penggunaannya.

Namun demikian, dalam jangka waktu lima belas tahun sejak Otto menciptakan mesin dengan empat dorongan pembakaran, dua penemu yang berbeda- beda, Karl Benz dan Gottlieb Daimler, masing-masing secara tersendiri membuat mobil yang praktis dan laku di pasaran. Berbagai tipe mesin sejak saat itu dipakai orang. Malahan bukan mustahil apabila di masa yang akan datang mobil digerakkan dengan tenaga uap atau oleh batere listrik, atau oleh tenaga penggerak lain sehingga mencapai titik yang paling sempurna. Tapi jelas, berjuta-juta mobil di abad lalu 90% menggunakan mesin dengan empat dorongan pembakaran yang merupakan hasil penemuan Otto.

Pada umumnya, penemuan-penemuan ilmiah besar memberikan kemaslahatan bagi umat manusia walaupun ada beberapa penemuan yang telah mengakibatkan berjuta orang meninggal sebut saja seperti penemuan bahan peledak atau senjata modern. Namun demikian, penemuan Otto ini telah mengubah dunia yang hampa menjadi hingar bingar dengan berseliwerannya mobil-mobil yang berdampak pada peningkatan mobilitas aktivitas manusia. Nikolas August Otto lahir tahun 1832 di kota Holzhausen, Jerman. Ayahnya meninggal dunia ketika dia masih kecil. Sekolahnya harus terputus mengingat sudah tidak memiliki biaya untuk sekolah tatkala umurnya masih enam belas tahun sehingga dia mulai bekerja dan berbisnis untuk menopang kehidupannya. Pada waktu itu, dia sempat bekerja di toko
Advertisement
makanan, pernah jadi klerek di Frankfurt, dan terakhir menjadi pedagang keliling yang kesana kemari menjajakan dagangannya.

Asal mula ditemukannya mesin motor
Sekitar tahun 1860, Otto mendapatkan kabar bahwa adanya penemuan mesin yang digerakan oleh gas oleh Etienne Lenoir(1822 - 1900), mesin pembakar pertama yang bisa bergerak. Otto menyadari, kalau saja mesin Lenoir bisa menggunakan bahan bakar cair, pasti akan lebih berdaya guna karena tidak perlu lagi memikirkan soal pembuangan gas. Otto kemudian merancang sebuah alat yang disebut dengan karburator, tapi ciptaannya ini ditolak oleh kantor paten karena alat yang serupa pernah dibikin orang lain.

Tak kehabis akal dan putus asa, Otto terus menekuni penyempurnaan ciptaan Lenoir. Pada Tahun 1861 terpikir olehnya gagasan pembuatan sebuah mesin dasar model baru., yang bergerak atas dasar empat dorongan putaran (mesin Lenoir dengan dua dorongan). Pada bulan Januari Otto membikin jenis mesin tersebut. Namun demikian, dia menemui banyak rintangan dan kesulitan, khususnya dalam mempraktiskan mesin itu. Sehingga kemudian dia meninggalkan pekerjaan ini. Sebagai gantinya dia mengembangkan “mesin udara” sebagai langkah penyempurnaan mesin dengan dua dorongan yang digerakkan oleh gas. Pada tahun 1863 dia mematenkan hasil penemuannya ini. Tidak lama kemudian dia bersama Eugena Langen membikin pabrik kecil dan menyempurnakan hasil rancangannnya. Pada tahun 1867 mesin dua dorongannya dianugerahi medali dalam World Fair di Paris. Setelah itu, penjualan mesinnya melesat dan keuntungan perusahaan pun melimpah.

Tahun 1872 dia memperkerjakan Gottlieb Daimler, seorang insinyur brilian yang punya banyak pengalaman dalam manajemen pabrik untuk memperlancar produksi mesinnya. Meski telah berhasil menemukan mesin dengan dua pendorong yang telah membikin dia kaya, dia tetap berambisi untuk membuat mesin dengan empat dorongan yang mengkompres campuran minyak dan udara sebelum terjadi pembakaran yang akan merupakan penyempurnaan mesin Lenoir tak terbandingkan. Model ini akhirnya dapat dibuat pada tahun 1876 tepatnya pada bulan Mei dan setahun kemudian patennya dia peroleh.. Dan penemuannya ini telah terjual sebanyak 30.000 mesin dalam waktu 10 tahun dan telah menyisihkan sepenuhnya mesin hasil temuan Lenoir.

Paten Otto ini pernah jadi perkara pada tahun 1886, dimana seorang berkebangsaan Perancis Alponse Beau de Rochas punya gagasan serupa di tahun 1862 dan telah mempatenkannya. Namun, dia tidak terlalu berpengaruh karena penemuannya tidak pernah dipasarkan, dan lebih dari itu hasil temuan dia tidak pernah muncul sebagai suatu model. Selain dari itu, Otto tidak pernah dapat ilham dari Rochas. Hal itu, bukannya membuat hak paten Otto menjadi hilang melainkan pasaran mesinnya makin merajalela dan tentunya telah membuat dia menjadi lebih kaya raya.

Nikolas August Otto meninggal pada tahun 1891 dalam keadaan kemashurannya. Sebelum tahun 1876, ketika Otto menciptakan mesinnya, penyempurnaan menuju adanya mobil yang praktis, hampir mustahil. Sesudah tahun 1876, ketika Otto menemukan mesin dengan empat dorongan pembakaran, terbukalah kemungkinan-kemungkinan itu dan menjadi kenyataan hingga saat ini. Dengan sendirinya, Nikolaus August Otto tidak bisa dipungkiri merupakan salah seorang yang telah berhasil membuat dunia menjadi lebih modern seperti sekarang ini.

Biografi Martin Cooper - Penemu Handphone Pertama Wink Biodata , Biografi , Biografi Pengusaha , Biografi Tokoh , Ilmuwan Te...

Biografi Martin Cooper - Penemu Handphone Pertama

Advertisement
Biografi Martin Cooper. Berterima kasih kepadanya karena dialah sang penemu handphone atau telepon genggam pertama. Dia sendiri tidak membayangkan bahwa telepon selular bisa sekecil sekarang ini sehingga dapat dibawa kemana saja sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan di zaman nirkabel sekarang ini. Martin Marty Cooper dilahirkan pada tanggal 26 Desember 1928 di Chicago, Illinois, USA. Beliau dikenal sebagai penemu handphone. Ia merupakan pemimpin tim insinyur dari Motorola yang mengembangkan perangkat genggam ponsel yang berbeda dari telepon mobil (Car Phone). Cooper adalah CEO dan pendiri ArrayComm, sebuah perusahaan yang bekerja dalam penelitian teknologi Smart Antena dan mengembangkan jaringan nirkabel, dan merupakan direktur Penelitian dan Pengembangan Motorola.

Masa Awal Martin Cooper
Martin Cooper dibesarkan di Chicago ketika terjadi masa resesi dunia. Orang tuanya adalah imigran Ukraina. Ia menerima gelar sarjana di bidang Electrical Engineering pada tahun 1950.

Karir Martin Cooper
Martin Cooper bergabung dengan Reserve Officers Training Corps Angkatan Laut Amerika Serikat. Ia bertugas di kapal perusak Angkatan Laut AS selama Perang Korea dan kemudian di sebuah kapal selam yang bermarkas di Hawaii.

Setelah perang usai, Cooper meninggalkan angkatan laut dan mulai bekerja di Teletype, anak perusahaan Western Electric. Pada tahun 1954, ia pindah ke Motorola. Sambil bekerja di sana ia meneruskan studinya dimalam hari. Pada tahun 1957, ia menerima gelar Magister dalam bidang rekayasa elektronika dari Illinois Institute of Technology.

Pada tahun 1960 ia berperan penting dalam mengubah lembaran teknologi informasi yang sebelumnya terbatas digunakan dalam satu bangunan tunggal menjadi semakin luas yang dapat menghubungkan antar kota. Cooper membantu memperbaiki cacat dalam kristal Motorola yang dibuat untuk radio. Hal ini mendorong perusahaan untuk memproduksi massal kristal kuarsa pertama untuk digunakan dalam jam tangan quartz.

Pada tahun 1960, John F. Mitchell menjadi kepala insinyur proyek komunikasi portabel Motorola. Pada awal 1970-an, Mitchell memberi tanggung jawab pada Cooper di divisi telepon mobil (Carphone). Mitchell dan Cooper membayangkan sebuah produk komunikasi yang tidak hanya terpaku di dalam mobil. Sehingga alat tersebut haruslah kecil dan cukup ringan untuk menjadi alat portabel. Butuh waktu 90 hari pada tahun 1972 untuk menciptakan prototipe pertama dari ide tersebut.

Cooper dan para insinyur yang bekerja untuknya, serta Mitchell mempatenkan penemuan “Radio Telephone System" yang diajukan pada 17 Oktober 1973 dengan nomor paten 3906166 dan disetujui pada September 1975 atas nama mereka. Cooper dianggap sebagai penemu pertama telepon genggam seluler (handphone) pertama dan orang pertama yang melakukan panggilan dengan prototipe ponsel genggam seluler tersebut pada 3 April 1973. Kejadian yang bersejarah tersebut disaksikan di muka umum di depan wartawan dan orang orang yang lewat di jalan kota New York. Panggilan pertama ditujukan kepada Dr. Joel S. Engel, kepala riset di Bell Labs.

Kalimat pertama yang diucapkan adalah "Joel, I'm calling you from a 'real' cellular telephone. A portable handheld telephone."

Panggilan pertama tersebut sebagai awal penanda mulainya pergeseran fundamental teknologi dan pasar komunikasi ke arah komunikasi telepon yang portabel dimana
Advertisement
seseorang dapat langsung berkomunikasi langsung dengan orang lain, tidak lagi seperti dahulu kala dimana yang dituju adalah tempat sebagaimana telepon rumah. Ini adalah karya hasil dari visinya bagi komunikasi telepon genggam nirkabel personal yang membedakannya dari telepon mobil (Car Phones). Cooper kemudian mengungkapkan bahwa ia mendapat ide untuk mengembangkan ponsel setelah menonton Kapten Kirk yang menggunakan suatu alat komunikator pada acara serial televisi Star Trek.

Meskipun digelari sebagai ‘Bapak Telepon Selular (Ponsel)’, dengan rendah hati Martin Cooper mengatakan “Meskipun aku bagian dari penemuan tersebut, tapi karya tersebut adalah hasil kerja tim dan ratusan literatur orang orang yang menciptakan visi tentang bagaimana selular seperti hari ini, yang tentu belum sempurna. Kami masih terus bekerja dan berusaha untuk membuatnya lebih baik”.
Handphone Pertama Di Dunia
Komersialisasi Produk
Handset pertama Motorola DynaTAC, mempunyai berat 1 kg (2,2 pon) dan 35 menit waktu bicara. Di tahun 1983, setelah mengalami empat kali iterasi, tim Cooper telah mengurangi berat handset menjadi setengahnya. Harga produk tersebut sekitar $ 4.000 (atau sama nilainya dengan$ 8.600 di tahun 2009). Cooper Meninggalkan Motorola sebelum mereka mulai menjual ponsel genggamnya ke konsumen.

Sistem Bisnis Selular
Martin Cooper memulai sebuah perusahaan dengan para mitra yang menyediakan sistem penagihan operator selular. Pada tahun 1986, mereka menjual Cincinnati Bell seharga $23m.

ArrayComm
Pada tahun 1992, Martin Cooper bergabung dengan Richard Roy, seorang peneliti di Universitas Stanford, untuk membentuk ArrayComm. Perusahaan ini mulai mengkhususkan dalam penciptaan komunikasi selular yang lebih efisien. Sementara memimpin perusahaan ini, Cooper menciptakan Hukum Cooper (Cooper's Law). Hukum ini menyatakan bahwa setiap 30 bulan jumlah informasi yang ditransmisikan melalui jumlah tertentu melalui spektrum radio bertambah dua kali lipat. Dia menyatakan bahwa hukum ini telah berlaku sejak tahun 1897 ketika Marconi mempatenkan telegraf nirkabel pertama kali.

Penghargaan dan Afiliasi
Pada tahun 1995, Martin Cooper menerima penghargaan Wharton Infosys Business Transformation Award untuk inovasi teknologi di bidang komunikasi. Cooper juga merupakan anggota Mensa International. Di tahun 2000 Martin Cooper termasuk Top Sepuluh Pengusaha di majalah Red Herring. Pada tahun 2009, ia bersama dengan Raymond Tomlinson dianugerahi Prince of Asturias, sebuah penghargaan bagi penelitian ilmiah dan penelitian teknis.

“ Wireless is freedom. It's about being unleashed from the telephone cord and having the ability to be virtually anywhere when you want to be. That freedom is what cellular is all about. It pleases me no end to have had some small impact on people's lives because these phones do make people's lives better. They promote productivity, they make people more comfortable, they make them feel safe and all of those things. In the sense I had a small contribution there makes me feel very good” (Martin Marty Cooper). biografiku.com

Thomas Alva Edison (lahir 11 Februari 1847  – meninggal 18 Oktober 1931 pada umur 84 tahun) adalah penemu dan pengusaha yang mengemban...

Thomas Alva Edison (lahir 11 Februari 1847 – meninggal 18 Oktober 1931 pada umur 84 tahun) adalah penemu dan pengusaha yang mengembangkan banyak peralatan penting. Si Penyihir Menlo Park ini merupakan salah seorang penemu pertama yang menerapkan prinsip produksi massal pada proses penemuan.

Biografi

Masa kecil

Ia lahir di Milan, Ohio, Amerika Serikat pada tanggal 11 Februari 1847. Pada masa kecilnya di Amerika Serikat,Edison selalu mendapat nilai buruk di sekolahnya. Oleh karena itu ibunya memberhentikannya dari sekolah dan mengajar sendiri di rumah. Di rumah dengan leluasa Edison kecil dapat membaca buku-buku ilmiah dewasa dan mulai mengadakan berbagai percobaan ilmiah sendiri. Pada Usia 12 tahun ia mulai bekerja sebagai penjual koran, buah-buahan dan gula-gula di kereta api. Kemudian ia menjadi operator telegraf, Ia pindah dari satu kota ke kota lain. Di New York ia diminta untuk menjadi kepala mesin telegraf yang penting. Mesin-mesin itu mengirimkan berita bisnis ke seluruh perusahaan terkemuka di New York.

Masa muda

Pada tahun 1870 ia menemukan mesin telegraf yang lebih baik. Mesin-mesinnya dapat mencetak pesan-pesan di atas pita kertas yang panjang. Uang yang dihasilkan dari penemuannya itu cukup untuk mendirikan perusahaan sendiri. Pada tahun 1874 ia pindah ke Menlo Park, New Jersey. Disana ia membuat sebuah bengkel ilmiah yang besar dan yang pertama di dunia. Setelah itu ia banyak melakukan penemuan-penemuan yang penting. Pada tahun 1877 ia menemukan Gramofon. Dalam tahun 1879 ia berhasil menemukan lampu listrik kemudian ia juga menemukan proyektor untuk film-film kecil. Tahun 1882 ia memasang lampu-lampu listrik di jalan-jalan dan rumah-rumah sejauh satu kilometer di kota New York. Hal ini adalah pertama kalinya di dunia lampu listrik di pakai di jalan-jalan. Pada tahun 1890, ia mendirikan perusahaan General Electric.
Thomas Edison waktu muda
Edison dipandang sebagai salah seorang pencipta paling produktif pada masanya, memegang rekor 1.093 paten atas namanya. Ia juga banyak membantu dalam bidang pertahanan pemerintahan Amerika Serikat. Beberapa penelitiannya antara lain : mendeteksi pesawat terbang, menghancurkan periskop dengan senjata mesin, mendeteksi kapal selam, menghentikan torpedo dengan jaring, menaikkan kekuatan torpedo, kapal kamuflase, dan masih banyak lagi.
Ia meninggal pada usianya yang ke-84, pada hari ulang tahun penemuannya yang terkenal, bola lampu modern.

Apresiasi

Pada tahun 1928 ia menerima penghargaan berupa sebuah medali khusus dari Kongres Amerika Serikat.

Daftar pustaka

  • Albion, Michele Wehrwein. (2008). The Florida Life of Thomas Edison. Gainesville: University Press of Florida. ISBN 978-0-8130-3259-7.
  • Adams, Glen J. (2004). The Search for Thomas Edison's Boyhood Home. ISBN 978-1-4116-1361-4.
  • Angel, Ernst (1926). Edison. Sein Leben und Erfinden. Berlin: Ernst Angel Verlag.
  • Baldwin, Neil (2001). Edison: Inventing the Century. University of Chicago Press. ISBN 978-0-226-03571-0.
  • Clark, Ronald William (1977). Edison: The man who made the future. London: Macdonald & Jane's: Macdonald and Jane's. ISBN 978-0-354-04093-8.
  • Conot, Robert (1979). A Streak of Luck. New York: Seaview Books. ISBN 978-0-87223-521-2.
  • Davis, L. J. (1998). Fleet Fire: Thomas Edison and the Pioneers of the Electric Revolution. New York: Doubleday. ISBN 978-0-385-47927-1.
  • Essig, Mark (2004). Edison and the Electric Chair. Stroud: Sutton. ISBN 978-0-7509-3680-4.
  • Essig, Mark (2003). Edison & the Electric Chair: A Story of Light and Death. New York: Walker & Company. ISBN 978-0-8027-1406-0.
  • Jonnes, Jill (2003). Empires of Light: Edison, Tesla, Westinghouse, and the Race to Electrify the World. New York: Random House. ISBN 978-0-375-50739-7.
  • Josephson, Matthew (1959). Edison. McGraw Hill. ISBN 978-0-07-033046-7.
  • Pretzer, William S. (ed). (1989). Working at Inventing: Thomas A. Edison and the Menlo Park Experience. Dearborn, Michigan: Henry Ford Museum & Greenfield Village. ISBN 978-0-933728-33-2.
  • Stross, Randall E. (2007). The Wizard of Menlo Park: How Thomas Alva Edison Invented the Modern World. Crown. ISBN 1-400-04762-5.

Pranala luar

Lokasi
Informasi dan media

iografi Kim Ung Yong - Manusia Super Jenius Wink Biografi Tokoh , Ilmuwan Terkenal , Profil , Tokoh Fisika Advertiseme...

iografi Kim Ung Yong - Manusia Super Jenius

Advertisement
Biografi Kim Ung Yong, Manusia Super Jenius Biografi Kim Ung Yong - Manusia Super Jenius. Dikatakan bahwa seseorang yang memiliki IQ (Intelligence Quotient) di atas 200 merupakan golongan dengan kategori Manusia Super Jenius atau bisa dikatakan Genius tidak terukur. Hanya sedikit manusia di dunia ini yang tercatat memiliki IQ diatas 200. Seperti Leonardo Da Vinci dengan IQ 220, Terence Tao yang memiliki IQ 230, dan yang tertinggi yang pernah ada yaitu William James Sidis dengan IQ diatas 250 sampai dengan 300. Sama halnya dengan Kim Ung-Yong si Mantan Anak Ajaib yang termasuk sebagai Manusia Super Jenius yang masih hidup di dunia ini. Kim Ung-Yong memiliki IQ 210 dan termasuk dalam manusia super jenius di muka bumi dan pernah tercatat dalam Guinness Book of Records sebagai manusia Dengan IQ tertinggi di Dunia. Kim Ung-Yong Lahir di Korea Selatan pada tanggal 7 Maret 1962 di Hongje-Dong, Seoul, Korea-Selatan. Ayahnya bernama Kim Soo-Sun adalah seorang Professor.

Kim Ung-Yong atau si anak ajaib mulai menunjukan bakat dan kemampuannya ketika ia dapat berbicara pada usia 6 bulan. Kemudian pada usia 3 tahun, ia menunjukan kecerdasan dan kemampuannya dengan memecahkan masalah persamaan kalkulus yang rumit dengan mudah dan tanpa masalah yang bagi banyak orang sangat sulit dipecahkan. Kemudian Ketia ia berusia 4 Tahun, ayahnya Professor Kim Soo-Sun mengakui bahwa Kim Ung-Yong telah menghapal sekitar 2000 kata baik dalam bahasa Inggris maupun dalam bahasa Jerman.

Kemudian, dalam wawancaranya di televisi Jepang pada tanggal 2 November 1967, dia menunjukan kemampuannya dalam berbahas China, Spanyol, Vietnam, Tagalog, Jerman, Inggris dan Jepang serta Korea, dan juga berhasil memecahkan soal diferensial yang amat rumit dan soal integral kalkulus, yang bagi banya orang merupakan soal yang amat rumit yang membuat banyak orang
Advertisement
yang melihatnya terkagum-kagum Dia juga menulis puisi dalam bahasa Korea dan Cina dan telah menulis dua buku esai singkat (kurang dari 20 halaman). Nama Kim Ung-Yong kemudain masuk dalam Guinness Book Of World Records dengan gelar Manusia dengan IQ Tertinggi yaitu dengan skor 210.

Kim Ung-Yong kemudian menjadi mahasiswa Tamu di Jurusan Fisika, di Universitas Hanyang, Korea di usia 3 sampai dengan 6 tahun. Kemudian pada usia 7 Tahun ia kemudian terbang ke Amerika Serikat memenuhi undangan dari NASA. Dia menyelesaikan studinya di Universitas dan kemudian mendapatkan gelar doktornya atau Ph.D dalam bidang Fisika di Colorado State University, pada usia 15 tahun di tahun 1974 yang membuat banyak orang terkagum-kagum akan pencapaiannya. Selama studinya tersebut, dia mulai berkerja sebagai peneliti di Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat atau NASA sampai pada tahun 1978. Di Tahun itu juga ia kemudian kembali ke Korea Selatan.

Biografi Kim Ung Yong, Manusia Super Jenius

Di Korea Selatan, Kim Ung-Yong kemudian mendalami bidang Teknik Sipil, yang sama sekali berbeda dari bidang yang ia dalami sebelumnya (Fisika) dan berhasil mendapat gelar Doktor pada bidang teknik sipil. Di tanah kelahirannya untuk mengabdikan dirinya kepada negerinya, dengan menjadi tenaga pengajar dan peneliti di Korea. Kim banyak mendapat tawaran dari berbagai universitas Korea yang terkenal, namun ia lebih memilih universitas daerah. Sejak tahun 2007, Kim menjadi pengajar di Chungbuk National University. Ia berpendapat bahwa Iq Tinggi bukanlah segalanya, seperti yang ia katakan :
...Lihatlah saya. Saya tidak mempunyai bakat musik atau olahraga. Setiap orang memiliki tingkat kemampuan belajar yang berbeda, serta harapan, bakat, dan impian yang tidak sama. Kita harus menghormatinya. Jangan menyamaratakan semua orang. Dengan IQ tinggi, tidak berarti bahwa ingatannya akan tidak pernah hilang, kata Kim.

http://www.biografiku.com/2013/11/biografi-kim-ung-yong-manusia-super.html

Isaac Newton Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Sir Isaac Newton Issac Newton saat berusia 46 tahun...

Isaac Newton

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sir Isaac Newton
Potret Pria hitam dengan sebahu, rambut cokelat bergelombang, hidung besar dan tajam, dan tatapan terganggu
Issac Newton saat berusia 46 tahun pada lukisan karya Godfrey Kneller tahun 1689.
Lahir 4 Januari 1643
(KJ: 25 Desember 1642)[1]
Woolsthorpe-by-Colsterworth, Lincolnshire, Inggris
Meninggal 31 Maret 1727 (umur 84)
(KJ: 20 Maret 1726/7)[1]
Kensington, Middlesex, Inggris, Britania Raya
Tempat tinggal Westminster Abbey
Tempat tinggal Inggris
Kebangsaan Inggris (kemudian Britania)
Bidang
Institusi
Alma mater Kuliah Trinity, Cambridge
Pembimbing akademik
Mahasiswa ternama
  • Roger Cotes
  • William Whiston
Dikenal karena
Dipengaruhi
Memengaruhi
Tanda tangan
Tanda tangan Isacc Newton
Sir Isaac Newton FRS (lahir di Woolsthorpe-by-Colsterworth, Lincolnshire, 4 Januari 1643 – meninggal 31 Maret 1727 pada umur 84 tahun; KJ: 25 Desember 1642 – 20 Maret 1726/7[1]) adalah seorang fisikawan, matematikawan, ahli astronomi, filsuf alam, alkimiawan, dan teolog yang berasal dari Inggris. Ia merupakan pengikut aliran heliosentris dan ilmuwan yang sangat berpengaruh sepanjang sejarah, bahkan dikatakan sebagai bapak ilmu fisika klasik.[7]
Karya bukunya Philosophiæ Naturalis Principia Mathematica yang diterbitkan pada tahun 1687 dianggap sebagai buku paling berpengaruh sepanjang sejarah sains. Buku ini meletakkan dasar-dasar mekanika klasik. Dalam karyanya ini, Newton menjabarkan hukum gravitasi dan tiga hukum gerak yang mendominasi pandangan sains mengenai alam semesta selama tiga abad. Newton berhasil menunjukkan bahwa gerak benda di Bumi dan benda-benda luar angkasa lainnya diatur oleh sekumpulan hukum-hukum alam yang sama. Ia membuktikannya dengan menunjukkan konsistensi antara hukum gerak planet Kepler dengan teori gravitasinya. Karyanya ini akhirnya menyirnakan keraguan para ilmuwan akan heliosentrisme dan memajukan revolusi ilmiah.
Dalam bidang mekanika, Newton mencetuskan adanya prinsip kekekalan momentum dan momentum sudut. Dalam bidang optika, ia berhasil membangun teleskop refleksi yang pertama[8] dan mengembangkan teori warna berdasarkan pengamatan bahwa sebuah kaca prisma akan membagi cahaya putih menjadi warna-warna lainnya. Ia juga merumuskan hukum pendinginan dan mempelajari kecepatan suara.
Dalam bidang matematika pula, bersama dengan karya Gottfried Leibniz yang dilakukan secara terpisah, Newton mengembangkan kalkulus diferensial dan kalkulus integral. Ia juga berhasil menjabarkan teori binomial, mengembangkan "metode Newton" untuk melakukan pendekatan terhadap nilai nol suatu fungsi, dan berkontribusi terhadap kajian deret pangkat.
Sampai sekarang pun Newton masih sangat berpengaruh di kalangan ilmuwan. Sebuah survei tahun 2005 yang menanyai para ilmuwan dan masyarakat umum di Royal Society mengenai siapakah yang memberikan kontribusi lebih besar dalam sains, apakah Newton atau Albert Einstein, menunjukkan bahwa Newton dianggap memberikan kontribusi yang lebih besar.[9]

Daftar isi

Biografi

Masa-masa Awal

Rumah Keluarga Newton di mana Lahirnya Isacc Newton
Isaac Newton dilahirkan pada tanggal 4 Januari 1643 [KJ: 25 Desember 1642] di Woolsthorpe-by-Colsterworth, sebuah hamlet (desa) di county Lincolnshire. Pada saat kelahirannya, Inggris masih mengadopsi kalender Julian, sehingga hari kelahirannya dicatat sebagai 25 Desember 1642 pada hari Natal. Ayahnya yang juga bernama Isaac Newton meninggal tiga bulan sebelum kelahiran Newton. Newton dilahirkan secara prematur; dilaporkan pula ibunya, Hannah Ayscough, pernah berkata bahwa ia dapat muat ke dalam sebuah cangkir (≈ 1,1 liter). Ketika Newton berumur tiga tahun, ibunya menikah kembali dan meninggalkan Newton di bawah asuhan neneknya, Margery Ayscough. Newton muda tidak menyukai ayah tirinya dan menyimpan rasa benci terhadap ibunya karena menikahi pria tersebut, seperti yang tersingkap dalam pengakuan dosanya: "Threatening my father and mother Smith to burn them and the house over them."[10]
Newton pada tahun 1702
Isaac Newton (Bolton, Sarah K. Famous Men of Science. NY: Thomas Y. Crowell & Co., 1889)
Berdasarkan pernyataan E.T. Bell (1937, Simon and Schuster) dan H. Eves:
Sejak usia 12 hingga 17 tahun, Newton mengenyam pendidikan di sekolah The King's School yang terletak di Grantham (tanda tangannya masih terdapat di perpustakaan sekolah). Keluarganya mengeluarkan Newton dari sekolah dengan alasan agar dia menjadi petani saja, bagaimanapun Newton tidak menyukai pekerjaan barunya[11]. Kepala sekolah King's School kemudian meyakinkan ibunya untuk mengirim Newton kembali ke sekolah sehingga ia dapat menamatkan pendidikannya. Newton dapat menamatkan sekolah pada usia 18 tahun dengan nilai yang memuaskan.
Pada Juni 1661, Newton diterima di Trinity College Universitas Cambridge sebagai seorang sizar (mahasiswa yang belajar sambil bekerja).[12] Pada saat itu, ajaran universitas didasarkan pada ajaran Aristoteles, namun Newton lebih memilih untuk membaca gagasan-gagasan filsuf modern yang lebih maju seperti Descartes dan astronom seperti Copernicus, Galileo, dan Kepler. Pada tahun 1665, ia menemukan teorema binomial umum dan mulai mengembangkan teori matematika yang pada akhirnya berkembang menjadi kalkulus. Segera setelah Newton mendapatkan gelarnya pada Agustus 1665, Universitas Cambridge ditutup oleh karena adanya Wabah Besar. Walaupun dalam studinya di Cambridge biasa-biasa saja, studi privat yang dilakukannya di rumahnya di Woolsthorpe selama dua tahun mendorongnya mengembangkan teori kalkulus, optika, dan hukum gravitasi. Pada tahun 1667, ia kembali ke Cambridge sebagai pengajar di Trinity.[13]

Masa Dewasa

Matematika

Kebanyakan ahli sejarah percaya bahwa Newton dan Leibniz mengembangkan kalkulus secara terpisah. Keduanya pula menggunakan notasi matematika yang berbeda pula. Menurut teman-teman dekat Newton, Newton telah menyelesaikan karyanya bertahun-tahun sebelum Leibniz, namun tidak mempublikasikannya sampai dengan tahun 1693. Ia pula baru menjelaskannya secara penuh pada tahun 1704, manakala pada tahun 1684, Leibniz sudah mulai mempublikasikan penjelasan penuh atas karyanya. Notasi dan "metode diferensial" Leibniz secara universal diadopsi di Daratan Eropa, sedangkan Kerajaan Britania baru mengadopsinya setelah tahun 1820.
Dalam buku catatan Leibniz, dapat ditemukan adanya gagasan-gagasan sistematis yang memperlihatkan bagaimana Leibniz mengembangkan kalkulusnya dari awal sampai akhir, manakala pada catatan Newton hanya dapat ditemukan hasil akhirnya saja. Newton mengklaim bahwa ia enggan mempublikasi kalkulusnya karena takut ditertawakan. Newton juga memiliki hubungan dekat dengan matematikawan Swiss Nicolas Fatio de Duillier. Pada tahun 1691, Duillier merencanakan untuk mempersiapkan versi baru buku Philosophiae Naturalis Principia Mathematica Newton, namun tidak pernah menyelesaikannya. Pada tahun 1693 pula hubungan antara keduanya menjadi tidak sedekat sebelumnya. Pada saat yang sama, Duillier saling bertukar surat dengan Leibniz.[14]
Pada tahun 1699, anggota-anggota Royal Society mulai menuduh Leibniz menjiplak karya Newton. Perselisihan ini memuncak pada tahun 1711. Royal Society kemudian dalam suatu kajian memutuskan bahwa Newtonlah penemu sebenarnya dan mencap Leibniz sebagai penjiplak. Kajian ini kemudian diragukan karena setelahnya ditemukan bahwa Newton sendiri yang menulis kata akhir kesimpulan laporan kajian ini. Sejak itulah bermulainya perselisihan sengit antara Newton dengan Leibniz. Perselisihan ini berakhir sepeninggal Leibniz pada tahun 1716.[15]
Newton umumnya diakui sebagai penemu teorema binomial umum yang berlaku untuk semua eksponen. Ia juga menemukan identitas Newton, metode Newton, mengklasifikasikan kurva bidang kubik, memberikan kontribusi yang substansial pada teori beda hingga, dan merupakan yang pertama untuk menggunakan pangkat berpecahan serta menerapkan geometri koordinat untuk menurunkan penyelesaian persamaan Diophantus.
Ia dipilih untuk menduduki jabatan Lucasian Professor of Mathematics pada tahun 1669. Pada saat itu, para pengajar Cambridge ataupun pengajar Oxford haruslah seorang pastor Anglikan yang telah ditahbiskan. Namun, jabatan profesor Lucasian mengharuskan pula pejabatnya tidak aktif dalam gereja. Oleh karena itu, Newton berargumen bahwa ia seharusnyalah dibebaskan dari keharusan penahbisan. Raja Charles II menerima argumen ini dan memberikan persetujuan, sehingga konflik antara pandangan keagamaan Newton dengan gereja Anglikan dapat dihindari.[16]

Optika

Replika teleskop refleksi kedua Newton yang ia presentasikan ke Royal Society pada tahun 1672[17]
Dari tahun 1670 sampai dengan 1672, Newton mengajar bidang optika. Semasa periode ini, ia menginvestigasi refraksi cahaya, menunjukkan bahwa kaca prisma dapat membagi-bagi cahaya putih menjadi berbagai spektrum warna, serta lensa dan prisma keduanya akan menggabungkan kembali cahaya-cahaya tersebut menjadi cahaya putih.[18]
Dia juga menunjukkan bahwa cahaya berwarna tidak mengubah sifat-sifatnya dengan memisahkan berkas berwarna dan menyorotkannya ke berbagai objek. Newton mencatat bahwa tidak peduli apakah berkas cahaya tersebut dipantulkan, dihamburkan atau ditransmisikan, warna berkas cahaya tidak berubah. Dengan demikian dia mengamati bahwa warna adalah interaksi objek dengan cahaya yang sudah berwarna, dan objek tidak menciptakan warna itu sendiri. Ini dikenal sebagai teori warna Newton[19]
Dari usahanya ini dia menyimpulkan bahwa lensa teleskop refraksi akan mengalami gangguan akibat dispersi cahaya menjadi berbagai warna (aberasi kromatik). Sebagai bukti konsep ini dia membangun teleskop menggunakan cermin sebagai objektif untuk mengakali masalah tersebut. .[20] Pengerjaan rancangan ini, teleskop refleksi fungsional pertama yang dikenal, yang sekarang disebut sebagai teleskop Newton[20] melibatkan pemecahan masalah bagaimana menemukan bahan cermin yang cocok serta teknik pembentukannya. Newton menggosok cerminny sendiri dari komposisi khusus logam spekulum yang sangat reflektif, menggunakan cincin Newton untuk menilai mutu optika teleskopnya. Pada akhir 1668[[21] dia berhasil memproduksi teleskop pantul pertamanya. Pada tahun 1671 Royal Society meminta demonstrasi teleskop pantulnya.[22] Minat mereka mendorongnya untuk menerbitkan catatannya, On Colour (Tentang Warna), yang kemudian dikembangkannya menjadi Opticks.
Ketika Robert Hooke mengkritik beberapa gagasan Newton, dia begitu tersinggung sehingga dia menarik diri dari depan publik. Newton dan Hooke berkomunikasi singkat pada tahun 1679-1680, ketika Hooke, yang ditunjuk untuk mengelola korespondensi Royal Society, menulis surat yang dimaksudkan untuk memperoleh sumbangan dari Newton untuk penerbitan Royal Society,[23], yang mendorong Newton untuk menyelesaikan bukti bahwa orbit elips planet merupakan hasil dari gaya sentripetal yang berbanding terbalik dengan kuadrat vektor jari-jari (lihat hukum gravitasi Newton) dan De motu corporum in gyrum). Namun hubungan kedua ilmuwan tersebut umumnya tetap buruk sampai saat kematian Hooke.[24]
Newton berargumen bahwa cahaya terdiri dari partikel atau corpuscles, yang direfraksikan dengan percepatan ke dalam medium yang lebih rapat. Dia condong kepada teori gelombang seperti suara untuk menerangkan pola berulang pemantulan dan transmisi oleh film tipis (Opticks Bk.II, Props. 12), tapi masih mempertahankan teori 'fits' yang menentukan apakah corpuscles dipantulkan atau diteruskan. Para fisikawan kemudian lebih menyukai teori gelombang murni untuk cahaya untu menjelaskan pola interferensi, dan fenomena umum difraksi. Mekanika kuantum, foton, dan dualisme gelombang-partikel dewasa ini hanya memiliki kemiripan sedikit saja dengan pemahaman Newton terhadap cahaya.
Dalam Hypothesis of Light yang terbit pada tahun 1675, Newton mendalilkan keberadaan eter untuk menghantarkan gaya antarpartikel. Kontak dengan Henry More, seorang teosofis, membangkitkan minatnya dalam alkimia. Dia mengganti eter dengan gaya gaib yang didasarkan pada gagasan hermetis tentang gaya tarik dan tolak antara partikel. John Maynard Keynes, yang memperoleh banyak tulisan Newton tentang alkimia, menyatakan bahwa "Newton bukanlah orang pertama dari Abad Pencerahan (Age of Reason): dia adalah ahli sihir terakhir."[25] Minat Newton dalam alkimia tidak dapat dipisahkan dari sumbangannya terhadap ilmu pengetahuan; namun tampaknya dia memang meninggalkan penelitian alkimianya..[4] (Ini adalah ketika tidak ada perbedaan yang jelas antara alkimia dan sains). Bila saja dia tidak mengandalkan gagasan gaib aksi pada suatu jarak, dalam ruang hampa, dia mungkin tidak akan mengembangkan teori gravitasinya. (Lihat pula studi ilmu gaib Isaac Newton).
Pada tahun 1704 Newton menerbitkan Opticks, yang menguraikan secara terperinci teori korpuskular tentang cahaya. Dia menganggap cahaya terbuat partikel-partikel (corpuscles) yang sangat halus, bahwa materi biasa terdiri dari partikel yang lebih kasar, dan berspekulasi bahwa melalui sejenis transmutasi alkimia "mungkinkah benda kasar dan cahaya dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain, ... dan mungkinkah benda-benda menerima aktivitasnya dari partikel cahaya yang memasuki komposisinya?" ("Are not gross Bodies and Light convertible into one another, ...and may not Bodies receive much of their Activity from the Particles of Light which enter their Composition?" ( [26] Newton juga membangun bentuk primitif generator elektrostatik gesek, menggunakan bulatan gelas (Optics, 8th Query).
Di dalam artikel berjudul "Newton, prisms and the 'opticks' of tunable lasers[27] diindikasikan bahwa Newton dalam bukunya Opticks adalah yang pertama kali menunjukkan diagram penggunaan prisma sebagai pengekspansi berkas cahaya. Dalam buku yang sama dia memerikan, lewat diagram, penggunaan susunan prisma berganda. Sekitar 278 tahun setelah diskusi oleh Newton, pengekspansi prisma berganda menjadi pokok dari pengembangan laser tertalakan lebargaris sempit. Penggunaan prisma pengekspansi berkas ini berakibat terhadap pengembangan teori dispersi prisma berganda.[27]

Mekanika dan gravitasi

Salinan buku Principia milik Newton sendiri, dengan koreksi tulisan tangan untuk edisi kedua
Pada tahun 1679 Newton kembali mengerjakan mekanika benda langit, yaitu gravitasi dan efeknya terhadap orbit planet-planet, dengan Referensi terhadap hukum Kepler tentang gerak planet. Ini dirangsang oleh pertukaran surat singkat pada masa 1679-80 dengan Hooke, yang telah ditunjuk untuk mengelola korespondensi Royal Society, dan membuka korespondensi yang dimaksudkan untuk meminta sumbangan dari Newton terhadap jurnal ilmiah Royal Society.[23] Bangkitnya kembali ketertarikan Newton terhadap astronomi mendapatkan rangsangan lebih lanjut dengan munculnya komet pada musim dingin 1680-1681,yang dibahasnya dalam korespondensi dengan John Flamsteed.[28] Setelah diskusi dengan Hooke, Newton menciptakan bukti bahwa bentuk elips orbit planet akan berasal dari gaya sentripetal yang berbanding terbalik dengan kuadrat vektor jari-jari. Newton mengirimkan hasil kerjanya ini ke Edmond Halley dan ke Royal Society dalam De motu corporum in gyrum, sebuah risalah yang ditulis dalam 9 halaman yang disalin ke dalam buku register Royal Society pada Desember 1684[29] Risalah ini membentuk inti argumen yang kemudian akan dikembangkan dalam Principia.
Principia dipublikasikan pada 5 Juli 1687 dengan dukungan dan bantuan keuangan dari Edmond Halley. Dalam karyanya ini Newton menyatakan hukum gerak Newton yang memungkinkan banyak kemajuan dalam revolusi Industri yang kemudian terjadi. Hukum ini tidak direvisi lagi dalam lebih dari 200 tahun kemudian, dan masih merupakan pondasi dari teknologi non-relativistik dunia modern. Dia menggunakan kata Latin gravitas (berat) untuk efek yang kemudian dinamakan sebagai gravitasi, dan mendefinisikan hukum gravitasi universal.
Dalam karya yang sama, Newton mempresentasikan metode analisis geometri yang mirip dengan kalkulus, dengan 'nisbah pertama dan terakhir', dan menentukan analisis untuk menentukan (berdasarkan hukum Boyle) laju bunyi di udara, menentukan kepepatan bentuk sferoid Bumi, memperhitungkan presesi ekuinoks akibat tarikan gravitasi bulan pada kepepatan Bumi, memulai studi gravitasi ketidakteraturan gerak Bulan, memberikan teori penentuan orbit komet, dan masih banyak lagi.
Newton memperjelas pandangan heliosentrisnya tentang tata surya, yang dikembangkan dalam bentuk lebih modern, karena pada pertengahan 1680-an dia sudah mengakui Matahari tidak tepat berada di pusat gravitasi tata surya[30] Bagi Newton, titik pusat Matahari atau benda langit lainnya tidak dapat dianggap diam, namun seharusnya "titik pusat gravitasi bersama Bumi, Matahari dan Planet-planetlah yang harus disebut sebagai Pusat Dunia", dan pusat gravitasi ini "diam atau bergerak beraturan dalam garis lurus".(Newton mengadopsi pandangan alternatif "tidak bergerak" dengan memperhatikan pandangan umum bahwa pusatnya, di manapun itu, tidak bergerak.[31]
Postulat Newton aksi-pada-suatu-jarak yang tidak terlihat menyebabkan dirinya dikritik karena memperkenalkan "perantara gaib" ke dalam ilmu pengetahuan.[32] Dalam edisi kedua Principia (1713) Newton tegas menolak kritik tersebut dalam bagian General Scholium di akhir buku. Dia menulis bahwa cukup menyimpulkan bahwa fenomena tersebut menyiratkan tarikan gravitasi, namun hal tersebut tidak menunjukkan sebabnya. Tidak perlu dan tidak layak merumuskan hipotesis hal-hal yang tidak tersirat oleh fenomena itu. Di sini Newton menggunakan ungkapannya yang kemudian terkenal, Hypotheses non fingo.
Berkat Principia, Newton diakui dunia internasional[33] Dia mendapatkan lingkaran pengagum, termasuk matematikawan kelahiran Swiss Nicolas Fatio de Duillier, yang menjalin hubungan yang intens dengannya sampai 1693, saat hubungan tersebut mendadak berakhir. Pada saat bersamaan Newton menderita gangguan saraf.[34]

Masa tua

Isaac Newton dalam usia senja, potret tahun 1712, oleh Sir James Thornhill
Lambang pribadi Sir Isaac Newton[35]
Pada dasawarsa 1690-an, Newton menulis sejumlah risalah keagamaan yang membahas penafsiran harfiah Alkitab. Kepercayaan Henry More tentang Alam Semesta dan penolakan dualisme Cartesian mungkin telah mempengaruhi gagasan-gagasan keagamaan Newton. Naskah yang dia kirim ke John Locke yang berisi bantahan terhadap eksistensi Trinitas tidak pernah diterbitkan. Karya-karya akhirnya, The Chronology of Ancient Kingdoms Amended (1728) dan Observations Upon the Prophecies of Daniel and the Apocalypse of St. John (1733) diterbitkan setelah kematiannya. Dia juga mencurahkan waktu cukup banyak untuk studi alkimia.
Newton adalah anggota Parlemen Inggris dari tahun 1689 sampai 1690, dan pada tahun 1701. Namun menurut beberapa laporan komentarnya di parlemen hanyalah keluhan tentang aliran udara dingin dalam ruangan dan permintaan agar jendela ditutup.[36]
Newton pindah ke London untuk menempati posisi pengawas Percetakan Uang Logam Kerajaan (Royal Mint) pada tahun 1696, posisi yang didapatkannya berkat dukungan Charles Montagu, Earl Pertama Halifax, yang pada saat itu menjabat Chancellor of Exchequer. Dia bertanggung jawab atas pencetakan kembali uang logam Inggris, tugas yang sebenarnya tumpang tindih dengan Lord Lucas, Gubernur Menara London. Dia juga mendapatkan pekerjaan deputi pengawas cabang sementara Chester untuk Edmond Halley. Newton menjadi Empu Percetakan Uang Logam (Master of Mint) yang paling terkenal setelah kematian Thomas Neale pada tahun 1699, posisi yang tetap dijabatnya sampai akhir hayatnya. Penunjukan ini sebenarnya dimaksudkan sebagai pekerjaan ringan, namun Newton memperlakukannya sebagai tugas serius, dan pensiun dari kewajibannya di Cambridge pada tahun 1701, dan menggerakkan kekuasaannya untuk mereformasi mata uang dan menghukum pemalsu dan pemotong uang logam.
Sebagai Empu Percetakan Uang Logam pada tahun 1717 Newton memindahkan standar Poundsterling ke standar perak dari standar emas, dengan menentukan hubungan bimetalik antara koin emas dan koin perak yang menguntungkan koin emas. Ini menyebabkan koin perak serling dilebur dan dikapalkan ke luar Britania. Newton diangkat sebagai Presiden Royal Society pada tahun 1703 dan menjadi rekan dari Akademi Ilmu Pengetahuan Perancis (Académie des Sciences). Pada kedudukannya di Royal Society, Newton menjadi bermusuhan dengan John Flamsteed, Astronom Kerajaan, dengan menerbitkan secara prematur karya Flamsteed, Historia Coelestis Britannica, yang telah digunakan oleh Newton dalam studinya.[37]
Pada April 1705 Ratu Anne mengangkat Newton sebagai Kesatria pada saat kunjungan ke Trinity College, Cambridge. Pengangkatan ini kemungkinan didorong oleh perhitungan politik sehubungan dengan pemilihan Parlemen pada bulan Mei 1705, daripada pengakuan karya-karya ilmiah Newton ataupun jasanya sebagai Empu Percetakan Uang Logam..[38] Newton adalah ilmuwan kedua yang diangkat sebagai kesatria, setelah Francis Bacon.
Mendekati akhir hayatnya, Newton bertempat tinggal di Cranbury Park, dekat Winchester dengan kemenakan perempuan dan suaminya, sampai wafatnya pada tahun 1727.[39] Newton wafat dalam tidurnya di London pada tanggal 31 Maret dan dikebumikan di Westminster Abbey. Kemenakannya Catherine Barton Conduitt,[40] bertindak sebagai tuan rumah pada saat-saat urusan sosial di rumhnya di Jermyn Street di London. Dia adalah "pamannya yang sangat penyayang,"[41] menurut surat Newton kepada Catherine Barton pada saat kemenakannya itu sedang memulihkan diri dari penyakit cacar. Newton yang tetap melajang telah membagi-bagikan sebagian besar harta miliknya kepada sanak keluarganya pada tahun-tahun terakhirnya, dan wafat tanpa meninggalkan warisan.
Setelah kematiannya, tubuh Newton ditemukan mengandung sejumlah besar raksa, mungkin sebagai akibat studi alkimianya. Keracunan air raksa dapat menjelaskan keeksentrikan Newton di akhir hayatnya.[42]

Pandangan keagamaan

Kuburan Newton di Westminster Abbey
T.C. Pfizenmaier berargumen bahwa Newton berpegang kepada pandangan Ortodoks Timur tentang trinitas, bukannya pandangan Barat yang dipegang oleh Katolik Roma, Anglikan dan kebanyakan Kristen Protestan.[43] Namun pandangan seperti ini "telah kehilangan pendukung akhir-akhir ini dengan ketersediaan risalah teologi Newton",[44] dan saat ini kebanyakan sarjana mengidentifikasi Newton sebagai monoteis antitrinitarian.[45] "Di mata Newton, menyembah Kristus sebagai Tuhan sama dengan penyembahan berhala, yang di matanya merupakan dosa mendasar".[46] Sejarawan Stephen Snobelen menyebutkan, "Isaac Newton adalah pembelot, Tetapi ... dia tidak pernah menyatakan kepercayaan pribadinya secara terbuka—yang akan dianggap oleh kaum ortodoks sebagai radikal ekstrem. Dia menyembunyikan kepercayaannya begitu baiknya sehingga para sarjana masih menguraikan seluk-beluk kepercayaan pribadinya."[5] Snobelen menyimpulkan Newton paling tidak adalah simpatisan Socinianisme (dia memiliki dan telah membaca dengan saksama paling tidak delapan buku Socinianisme.[5] Pada masa yang terkenal tidak toleran beragama, hanya sedikit ekspresi publik pandangan radikal Newton, terutama penolakannya untuk menerima pentahbisan dan, di ranjang kematiannya, menerima sakramen yang ditawarkan kepadanya.[5]
Meskipun hukum gerakan dan hukum gravitasi universalnya menjadi penemuan yang paling terkenal dari Newton, dia memperingatkan terhadap penggunaannya untuk memandang alam semesta hanya sebagai mesin, seperti jam besar. Dia mengatakan, "Gravitasi menerangkan gerakan planet-planet, namun tidak dapat menerangkan siapa yang menggerakkannya pertama kali. Tuhan mengatur semua hal dan mengetahui apa saja yang ada atau dapat dilakukan."[47]
Beserta dengan kemasyhurannya di dunia ilmiah, studi Newton tentang Alkitab dan Bapa Gereja awal juga patut dicatat. Newton menulis karya-karya kritik tekstual, yang paling terkenal adalah An Historical Account of Two Notable Corruptions of Scripture. Dia menempatkan penyaliban Yesus Kristus pada tanggal 3 April 33 M, yang cocok dengan salah satu tanggal yang diterima secara tradisional.[48] Dia juga berusaha tanpa hasil menemukan pesan-pesan tersembunyi di dalam Alkitab.
Newton percaya terhadap dunia yang imanen secara rasional, tetapi dia menolak hilozoisme yang tersirat dalam pemikiran Leibniz dan Baruch Spinoza. Alam yang teratur dan dimaklumkan secara dinamis dapat dipahami, dan mestinya dipahami, dengan akal aktif. Dalam surat-menyuratnya, Newton mengklaim bahwa dalam menulis Principia "Saya memandang prinsip-prinsip tersebut sebagai karya besar dengan mempertimbangkan manusia untuk kepercayaan terhadap Tuhan".[49] Dia melihat tanda-tanda rancangan dalam sistem alam semesta: "keseragaman yang mengagumkan pada sistem planet haruslah membolehkan efek dari pilihan." Tetapi Newton bersikeras bahwa campur tangan ilahi akhirnya akan diperlukan untuk memulihkan sistem, karena pertumbuhan lambat-laun ketidakstabilan.[50] Karena ini, Leibniz mengejeknya: "Tuhan yang Mahakuasa ingin memutar lagi arlojinya dari waktu ke waktu: kalau tidak arloji itu akan berhenti bergerak. Dia tampaknya tidak memiliki pandangan jauh ke depan untuk membuatnya dapat bergerak selamanya.""[51] Posisi Newton dengan gigih dipertahankan oleh pengikutnya Samuel Clarke dalam sebuah korespondensi terkenal. Seabad kemudian, karya Pierre-Simon Laplace Celestial Mechanics (Mekanika Benda Langit) memiliki penjelasan alami tentang alasan orbit planet tidak memerlukan campur tangan ilahi.[52]

Dampak kepada pemikiran keagamaan

Filsafat mekanis Newton dan Robert Boyle diangkat oleh para pendebat rasionalis sebagai alternatif layak terhadap panteisme dan antusiasme, dan diterima dengan ragu-ragu oleh para pengkhotbah ortodoks dan pemberontak seperti para latitudinarian.[53] Kejelasan dan kesederhanaan sains dilihat sebaga cara untuk memerangi superlatif emosional dan metafisis dari antusiasme tahyul dan ancaman ateisme,[54] dan pada saat bersamaan, gelombang kedua para deis Inggris menggunakan penemuan Newton untuk menunjukkan kemungkinan adanya "agama alamiah".
Newton, oleh William Blake; di sini Newton digambarkan secara kritis sebagai "juru ukur ilahi".
Serangan terhadap "pemikiran magis" pra-Pencerahan dan unsur-unsur mistisisme Kristen diberikan dasarnya dengan gambaran mekanis Boyle tentang alam semesta. Newton melengkapi gagasan Boyle melalui pembuktian matematika, dan mungkin yang lebih penting, sangat berhasil dalam mempopulerkannya.[55]
Newton melihat Tuhan sebagai pencipta utama yang keberadaannya tidak dapat disangkal di depan keagungan segala ciptaan.[56][57][58] Juru bicaranya, Clarke, menolak teodisi Leibniz yang membersihkan Tuhan dari tanggungjawab untuk masalah kejahatan dengan membuat Tuhan tidak lagi campur tangan dengan ciptaannya, karena seperti yang ditegaskan Clarke, tuhan seperti itu hanyalah namanya saja menjadi raja, dan paham seperti itu hanya selangkah lagi menuju ateisme.[59] Tetapi akibat teologis yang tidak disangka-sangka terhadap keberhasilan sistem Newton pada abad berikutnya adalah semakin kuatnya kedudukan deisme yang dianjurkan oleh Leibniz.[60] Pemahaman dunia sekarang dibawa turun ke aras akal sederhana manusia, dan manusia, seperti argumen Odo Marquard, menjadi bertanggung jawab terhadap perbaikan dan pemberantasan kejahatan.[61]

Kiamat

Dalam naskah yang dia tulis tahun 1704 yang berisi deskripsi usahanya untuk menggali keterangan ilmiah dari Alkitab, dia memperkirakan dunia akan berakhir paling cepat tahun 2060. Dalam meramalkan ini dia berkata "Ini saya sebutkan bukan untuk menegaskan kapan seharusnya waktu akan berakhir, tetapi untuk menghentikan dugaan gegabah dari orang-orang yang penuh angan-angan yang sering meramalkan kapan kiamat terjadi, dan dengan demikian menodai nubuat suci sesering kegagalan ramalan mereka."[62]

Daftar karya Newton

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b c Semasa hidup Newton, dua jenis kalender digunakan di Eropa: Julian ("penanggalan lama") yang berlaku untuk Protestan dan Ortodoks, termasuk area Britania Raya; dan Gregorian ("penanggalan baru") yang berlaku untuk Katolik Roma di Eropa. Saat kelahiran Newton, penanggalan Gregorian sepuluh hari lebih maju dari penanggalan Julian: lalu kelahirannya dicatatkan pada tanggal 25 Desember 1642 untuk penanggalan Julian dan dapat dikonversi menjadi 4 Januari 1643 untuk penanggalan Gregorian. Saat kematian Newton, perbedaan antara penanggalan bertambah menjadi sebelas hari: Ia meninggal di awal periode penggunaan penanggalan Gregorian pada 1 Januari, walaupun sebelumnya tahun baru pada penanggalan Julian adalah 25 Maret. Kematiannya dicatatkan pada 20 Maret 1726 untuk penanggalan Julian, tetapi tahunnya disesuaikan ke 1727. Untuk penanggalan Gregorian, dicatatkan pada 31 Maret 1727.
  2. ^ Mordechai Feingold, Barrow, Isaac (1630–1677), Oxford Dictionary of National Biography, Oxford University Press, September 2004; online edn, May 2007. Retrieved 24 February 2009; explained further in Mordechai Feingold's "Newton, Leibniz, and Barrow Too: An Attempt at a Reinterpretation" in Isis, Vol. 84, No. 2 (June 1993), pp. 310–338.
  3. ^ "Newton, Isaac" in the Dictionary of Scientific Biography, n.4.
  4. ^ a b Westfall, Richard S. (1983) [1980]. Never at Rest: A Biography of Isaac Newton. Cambridge: Cambridge University Press. pp. 530–1. ISBN 9780521274357.
  5. ^ a b c d Snobelen, Stephen D. (1999). "Isaac Newton, heretic : the strategies of a Nicodemite" (PDF). British Journal for the History of Science 32 (4): 381–419. doi:10.1017/S0007087499003751.
  6. ^ Stokes, Mitch (2010). Isaac Newton. Thomas Nelson. p. 97. ISBN 1595553037. Diakses tanggal 17 October 2012.
  7. ^ http://www.adherents.com/adh_influ.html
  8. ^ "The Early Period (1608–1672)". James R. Graham's Home Page. Diakses tanggal 2009-02-03.
  9. ^ "Newton beats Einstein in polls of scientists and the public". The Royal Society.
  10. ^ Cohen, I.B. (1970). Dictionary of Scientific Biography, Vol. 11, p.43. New York: Charles Scribner's Sons
  11. ^ Westfall (1993) pp 16-19
  12. ^ Michael White, Isaac Newton (1999) page 46
  13. ^ Templat:Venn
  14. ^ Westfall 1980, pp 538–539
  15. ^ Ball 1908, p. 356ff
  16. ^ White 1997, p. 151
  17. ^ The History of the Telescope By Henry C. King, Page 74
  18. ^ Ball 1908, p. 324
  19. ^ Ball 1908, p. 325
  20. ^ a b White 1997, p170
  21. ^ Hall, Alfred Rupert (1996). '''Isaac Newton: adventurer in thought''', by Alfred Rupert Hall, page 67. Google Books. ISBN 9780521566698. Diakses tanggal 16 January 2010.
  22. ^ White 1997, p168
  23. ^ a b See 'Correspondence of Isaac Newton, vol.2, 1676–1687' ed. H W Turnbull, Cambridge University Press 1960; at page 297, document #235, letter from Hooke to Newton dated 24 November 1679.
  24. ^ Iliffe, Robert (2007) Newton. A very short introduction, Oxford University Press 2007
  25. ^ Keynes, John Maynard (1972). "Newton, The Man". The Collected Writings of John Maynard Keynes Volume X. MacMillan St. Martin's Press. pp. 363–4.
  26. ^ Dobbs, J.T. (December 1982). "Newton's Alchemy and His Theory of Matter". Isis 73 (4): 523. doi:10.1086/353114. Unknown parameter |unused_data= ignored (bantuan) quoting Opticks
  27. ^ a b Duarte F. J (2000). "Newton, prisms, and the 'opticks' of tunable lasers" (PDF). Optics and Photonics News 11 (5): 24–25. Bibcode:2000OptPN..11...24D. doi:10.1364/OPN.11.5.000024.
  28. ^ R S Westfall, 'Never at Rest', 1980, at pages 391-2.
  29. ^ D T Whiteside (ed.), 'Mathematical Papers of Isaac Newton', vol.6, 1684-1691, Cambridge University Press 1974, hal. 30.
  30. ^ Lihat Curtis Wilson, "The Newtonian achievement in astronomy", hal 233-274 dalam R Taton & C Wilson (eds) (1989) The General History of Astronomy, Volume, 2A', at page 233.
  31. ^ Text quotations are from 1729 translation of Newton's Principia, Book 3 (1729 vol.2) at pages 232-233.
  32. ^ Edelglass et al., Matter and Mind, ISBN 0-940262-45-2. hal. 54
  33. ^ Westfall 1980. Chapter 11.
  34. ^ Westfall 1980. pp 493–497 on the friendship with Fatio, pp 531–540 on Newton's breakdown.
  35. ^ Gerard Michon. "Coat of arms of Isaac Newton". Numericana.com. Diakses tanggal 2010-01-16.
  36. ^ White 1997, p. 232
  37. ^ White 1997, p.317
  38. ^ "The Queen's 'great Assistance' to Newton's election was his knighting, an honor bestowed not for his contributions to science, nor for his service at the Mint, but for the greater glory of party politics in the election of 1705." Westfall 1994 p.245
  39. ^ Yonge, Charlotte M. (1898). "Cranbury and Brambridge". John Keble's Parishes – Chapter 6. www.online-literature.com. Diakses tanggal 23 September 2009.
  40. ^ Westfall 1980, p. 44.
  41. ^ Westfall 1980, p. 595
  42. ^ "Newton, Isaac (1642-1727)". Eric Weisstein's World of Biography. Diakses tanggal 2006-08-30.
  43. ^ Pfizenmaier, T.C. (1997). "Was Isaac Newton an Arian?". Journal of the History of Ideas 58 (1): 57–80. doi:10.1353/jhi.1997.0001.
  44. ^ Snobelen, Stephen D. (1999). "Isaac Newton, heretic: the strategies of a Nicodemite" (PDF). British Journal for the History of Science 32 (4): 383 Extra |pages= or |at= (bantuan). doi:10.1017/S0007087499003751.
  45. ^ Avery Cardinal Dulles. The Deist Minimum.[1] January 2005.
  46. ^ [halaman dibutuhkan]Westfall, Richard S. (1994). The Life of Isaac Newton. Cambridge: Cambridge University Press. ISBN 0-521-47737-9.
  47. ^ Tiner, J.H. (1975). Isaac Newton: Inventor, Scientist and Teacher. Milford, Michigan, U.S.: Mott Media. ISBN 0-915134-95-0.
  48. ^ John P. Meier, A Marginal Jew, v. 1, pp. 382–402 after narrowing the years to 30 or 33, provisionally judges 30 most likely.
  49. ^ Newton to Richard Bentley 10 December 1692, in Turnbull et al. (1959–77), vol 3, p. 233.
  50. ^ Opticks, 2nd Ed 1706. Query 31.
  51. ^ H. G. Alexander (ed) The Leibniz-Clarke correspondence, Manchester University Press, 1998, p. 11.
  52. ^ Neil Degrasse Tyson. Natural History Magazine. http://www.haydenplanetarium.org/tyson/read/2005/11/01/the-perimeter-of-ignorance.
  53. ^ Jacob, Margaret C. (1976). The Newtonians and the English Revolution: 1689–1720. Cornell University Press. pp. 37, 44. ISBN 0-85527-066-7.
  54. ^ Westfall, Richard S. (1958). Science and Religion in Seventeenth-Century England. New Haven: Yale University Press. p. 200. ISBN 0-208-00843-8.
  55. ^ Haakonssen, Knud. "The Enlightenment, politics and providence: some Scottish and English comparisons". Di Martin Fitzpatrick ed. Enlightenment and Religion: Rational Dissent in eighteenth-century Britain. Cambridge: Cambridge University Press. p. 64. ISBN 0-521-56060-8.
  56. ^ Principia, Book III; cited in; Newton's Philosophy of Nature: Selections from his writings, p. 42, ed. H.S. Thayer, Hafner Library of Classics, NY, 1953.
  57. ^ A Short Scheme of the True Religion, manuscript quoted in Memoirs of the Life, Writings and Discoveries of Sir Isaac Newton by Sir David Brewster, Edinburgh, 1850; cited in; ibid, p. 65.
  58. ^ Webb, R.K. ed. Knud Haakonssen. "The emergence of Rational Dissent." Enlightenment and Religion: Rational Dissent in eighteenth-century Britain. Cambridge University Press, Cambridge: 1996. p19.
  59. ^ H. G. Alexander (ed) The Leibniz-Clarke correspondence, Manchester University Press, 1998, p. 14.
  60. ^ Westfall, 1958 p201.
  61. ^ Marquard, Odo. "Burdened and Disemburdened Man and the Flight into Unindictability," in Farewell to Matters of Principle. Robert M. Wallace trans. London: Oxford UP, 1989.
  62. ^ "Papers Show Isaac Newton's Religious Side, Predict Date of Apocalypse". Associated Press. 19 June 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 August 2007. Diakses tanggal 1 August 2007.

Bibliografi

  • Ball, W.W. Rouse (1908). A Short Account of the History of Mathematics. New York: Dover. ISBN 0-486-20630-0.
  • Christianson, Gale (1984). In the Presence of the Creator: Isaac Newton & His Times. New York: Free Press. ISBN 0-02-905190-8. This well documented work provides, in particular, valuable information regarding Newton's knowledge of Patristics
  • Craig, John (1958). "Isaac Newton – Crime Investigator". Nature 182 (4629): 149–152. Bibcode:1958Natur.182..149C. doi:10.1038/182149a0.
  • Craig, John (1963). "Isaac Newton and the Counterfeiters". Notes and Records of the Royal Society of London 18 (2): 136–145. doi:10.1098/rsnr.1963.0017.
  • Levenson, Thomas (2010). Newton and the Counterfeiter: The Unknown Detective Career of the World's Greatest Scientist. Mariner Books. ISBN 978-0-547-33604-6.
  • Manuel, Frank E (1968). A Portrait of Isaac Newton. Belknap Press of Harvard University, Cambridge, MA.
  • Stewart, James (2009). Calculus: Concepts and Contexts. Cengage Learning. ISBN 978-0-495-55742-5.
  • Westfall, Richard S. (1980). Never at Rest. Cambridge University Press. ISBN 0-521-27435-4.
  • Westfall, Richard S. (2007). Isaac Newton. Cambridge University Press. ISBN 978-0-19-921355-9.
  • Westfall, Richard S. (1994). The Life of Isaac Newton. Cambridge University Press. ISBN 0-521-47737-9.
  • White, Michael (1997). Isaac Newton: The Last Sorcerer. Fourth Estate Limited. ISBN 1-85702-416-8.

Bacaan lanjutan

  • Andrade, E. N. De C. (1950). Isaac Newton. New York: Chanticleer Press. ISBN 0-8414-3014-4.
  • Bardi, Jason Socrates. The Calculus Wars: Newton, Leibniz, and the Greatest Mathematical Clash of All Time. 2006. 277 pp. excerpt and text search
  • Bechler, Zev (1991). Newton's Physics and the Conceptual Structure of the Scientific Revolution. Springer. ISBN 0-7923-1054-3..
  • Bechler, Zev (2013). Contemporary Newtonian Research (Studies in the History of Modern Science)(Volume 9). Springer. ISBN 978-9400977174..
  • Berlinski, David. Newton's Gift: How Sir Isaac Newton Unlocked the System of the World. (2000). 256 pages. excerpt and text search ISBN 0-684-84392-7
  • Buchwald, Jed Z. and Cohen, I. Bernard, eds. Isaac Newton's Natural Philosophy. MIT Press, 2001. 354 pages. excerpt and text search
  • Casini, P (1988). "Newton's Principia and the Philosophers of the Enlightenment". Notes and Records of the Royal Society of London 42 (1): 35–52. doi:10.1098/rsnr.1988.0006. ISSN 0035-9149. JSTOR 531368.
  • Christianson, Gale E (1996). Isaac Newton and the Scientific Revolution. Oxford University Press. ISBN 0-19-530070-X. See this site for excerpt and text search.
  • Christianson, Gale (1984). In the Presence of the Creator: Isaac Newton & His Times. New York: Free Press. ISBN 0-02-905190-8.
  • Cohen, I. Bernard and Smith, George E., ed. The Cambridge Companion to Newton. (2002). 500 pp. focuses on philosophical issues only; excerpt and text search; complete edition online
  • Cohen, I. B (1980). The Newtonian Revolution. Cambridge: Cambridge University Press. ISBN 0-521-22964-2.
  • Craig, John (1946). Newton at the Mint. Cambridge, England: Cambridge University Press.
  • Dampier, William C; Dampier, M. (1959). Readings in the Literature of Science. New York: Harper & Row. ISBN 0-486-42805-2.
  • de Villamil, Richard (1931). Newton, the Man. London: G.D. Knox. – Preface by Albert Einstein. Reprinted by Johnson Reprint Corporation, New York (1972).
  • Dobbs, B. J. T (1975). The Foundations of Newton's Alchemy or "The Hunting of the Greene Lyon". Cambridge: Cambridge University Press.
  • Gjertsen, Derek (1986). The Newton Handbook. London: Routledge & Kegan Paul. ISBN 0-7102-0279-2.
  • Gleick, James (2003). Isaac Newton. Alfred A. Knopf. ISBN 0-375-42233-1.
  • Halley, E (1687). "Review of Newton's Principia". Philosophical Transactions 186: 291–297.
  • Hawking, Stephen, ed. On the Shoulders of Giants. ISBN 0-7624-1348-4 Places selections from Newton's Principia in the context of selected writings by Copernicus, Kepler, Galileo and Einstein
  • Herivel, J. W. (1965). The Background to Newton's Principia. A Study of Newton's Dynamical Researches in the Years 1664–84. Oxford: Clarendon Press.
  • Keynes, John Maynard (1963). Essays in Biography. W. W. Norton & Co. ISBN 0-393-00189-X. Keynes took a close interest in Newton and owned many of Newton's private papers.
  • Koyré, A (1965). Newtonian Studies. Chicago: University of Chicago Press.
  • Newton, Isaac. Papers and Letters in Natural Philosophy, edited by I. Bernard Cohen. Harvard University Press, 1958,1978. ISBN 0-674-46853-8.
  • Newton, Isaac (1642–1727). The Principia: a new Translation, Guide by I. Bernard Cohen ISBN 0-520-08817-4 University of California (1999)
  • Pemberton, H (1728). A View of Sir Isaac Newton's Philosophy. London: S. Palmer.
  • Shamos, Morris H. (1959). Great Experiments in Physics. New York: Henry Holt and Company, Inc. ISBN 0-486-25346-5.
  • Shapley, Harlow, S. Rapport, and H. Wright. A Treasury of Science; "Newtonia" pp. 147–9; "Discoveries" pp. 150–4. Harper & Bros., New York, (1946).
  • Simmons, J (1996). The Giant Book of Scientists – The 100 Greatest Minds of all Time. Sydney: The Book Company.
  • Stukeley, W. (1936). Memoirs of Sir Isaac Newton's Life. London: Taylor and Francis. (edited by A. H. White; originally published in 1752)
  • Westfall, R. S (1971). Force in Newton's Physics: The Science of Dynamics in the Seventeenth Century. London: Macdonald. ISBN 0-444-19611-0.
Agama
  • Dobbs, Betty Jo Tetter. The Janus Faces of Genius: The Role of Alchemy in Newton's Thought. (1991), links the alchemy to Arianism
  • Force, James E., and Richard H. Popkin, eds. Newton and Religion: Context, Nature, and Influence. (1999), 342pp . Pp. xvii + 325. 13 papers by scholars using newly opened manuscripts
  • Pfizenmaier, Thomas C. (January 1997). "Was Isaac Newton an Arian?". Journal of the History of Ideas 58 (1): 57–80. doi:10.1353/jhi.1997.0001. JSTOR 3653988.
  • Ramati, Ayval. "The Hidden Truth of Creation: Newton's Method of Fluxions" British Journal for the History of Science 34: 417–438. in JSTOR, argues that his calculus had a theological basis
  • Snobelen, Stephen "'God of Gods, and Lord of Lords': The Theology of Isaac Newton's General Scholium to the Principia," Osiris, 2nd Series, Vol. 16, (2001), pp. 169–208 in JSTOR
  • Snobelen, Stephen D. (1999). "Isaac Newton, Heretic: The Strategies of a Nicodemite". British Journal for the History of Science 32 (4): 381–419. doi:10.1017/S0007087499003751. JSTOR 4027945.
  • Wiles, Maurice. Archetypal Heresy. Arianism through the Centuries. (1996) 214 pages, with chapter 4 on eighteenth century England; pp. 77–93 on Newton, excerpt and text search.

Pranala luar

Tulisan karya Newton